Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR)
Perkembangan industri yang semakin pesat berbanding lurus dengan permintaan minyak bumi. Namun, cadangan reservoir baru masih sangat sulit ditemukan (Rita, 2012). Optimasi reservoir yang sudah ada merupakan salah satu upaya untuk untuk mengatasi permasalahan keterbatasan penemuan cadangan reservoir baru ini. Namun, optimasi ini belum diterapkan dalam proses pemanfaatan minyak bumi. Seluruh kandungan minyak bumi belum dimanfaatkan dan metode produksi konvensional masih dilakukan (Nugroho, 2010). Berbagai macam fenomena menyebabkan minyak bumi yang ada pada suatu reservoir belum dapat digunakan semuanya. Usia reservoir yang sudah tua juga menyebabkan penurunan hasil produksi minyak bumi karena water cut pada reservoir tersebut bernilai lebih dari 90%. Penggunaan metode lanjutan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ini sehingga hasil produksi minyak bumi meningkat (Wicaksono and Yuliansyah, 2015).
Produksi minyak dapat dibagi menjadi tiga proses, yaitu primary recovery, secondary recovery, dan tertiary recovery (Rita, 2012). Primary recovery menggunakan pompa atau gas lift untuk mempermudah aliran fluida pada reservoir. Secondary recovery memanfaatkan tekanan air dan gas untuk mendorong fluida. Tertiary recovery menggunakan injeksi CO2, zat kimia, steam, mikrob (MEOR), dan penginjeksi lainnya (ESDM, 2014 dalam Siami & Yono, 2020).
Proses primary recovery dan secondary recovery memiliki kekurangan, yakni masih adanya saturasi minyak di dalam reservoir. Pemrosesan lebih lanjut dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan ini (Rita, 2012). Metode Enhancing Oil Recovery (EOR) yang juga disebut sebagai tertiary recovery merupakan metode pemrosesan tersebut. Metode ini diketahui dapat meningkatkan hasil produksi minyak lebih dari 50% dibandingkan dengan proses-proses sebelumnya (Nugroho, 2010).
Sebagian besar metode EOR tidak ekonomis dan tidak aman bagi lingkungan. Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR) merupakan pilihan EOR yang murah dan aman bagi lingkungan. MEOR menggunakan mikrob untuk menghasilkan biomassa, biopolimer, gas, asam, pelarut, enzim, dan karbon aktif serta melakukan aktivitas metabolisme hidrokarbon dan plugging supaya residu minyak yang ada di reservoir dapat berkurang (Purwasena et al., 2019). MEOR terbukti memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi minyak pada satu dekade terakhir (Rocha et al., 2020).
![]() |
| Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR) |
Daftar Referensi
Bachmann, R.T., Johnson, A.C. and Edyvean, R.G., 2014. Biotechnology in the petroleum industry: an overview. International Biodeterioration & Biodegradation, 86, pp.225-237.
Da Silva M., L., B. & Alvarez, P., J., J., Bioaugmentation. In: Handbook of Hydrocarbon and Lipid Microbiology. Springer; 2010. pp.4531-4544.
Gray, M.R., Yeung, A., Foght, J.M. and Yarranton, H.W., 2008, September. Potential microbial enhanced oil recovery processes: a critical analysis. In SPE annual technical conference and exhibition. OnePetro.
Karimi, M., Mahmoodi, M., Niazi, A., Al-Wahaibi, Y. and Ayatollahi, S., 2012. Investigating wettability alteration during MEOR process, a micro/macro scale analysis. Colloids and Surfaces B: Biointerfaces, 95, pp.129-136.
Laini, R.E., Napoleon, A.N.A. and Munawar, M., 2014. Isolasi Bakteri Termofilik Penghasil Biosurfaktan yang Ber-potensi sebagai Agen MEOR (Microbial Enhanched Oil Re-covery) dari Sumur Minyak di Sungai Angit. Jurnal Penelitian Sains, 17(1).
Laza, I., Petrisor, I., G. & Yen, T., E., 2007. Microbial enhanced oil recovery (MEOR). Petroleum Science and Technology. 25(11-12), pp.1353-1366.
Mustafa, I., 2006. Pengkajian Potensi Bakteri Termofilik dari Sumur Minyak Bumi di Jatibarang dalam Penerapan MEOR. Tesis. Institut Teknologi Bandung.
Nugroho, A., 2010. Produksi gas hasil biodegradasi minyak bumi: kajian awal aplikasinya dalam microbial enhanced oil recovery (Meor). Makara Journal of Science.
Rathi, R., Lavania, M., Sawale, M., Kukreti, V., Kumar, S. and Lal, B., 2015. Stimulation of an indigenous thermophillic anaerobic bacterial consortium for enhanced oil recovery. RSC advances, 5(107), pp.88115-88124.
Rita, N., 2012. Studi Mekanisme Injeksi Surfaktan-Polimer pada Reservoir Berlapis Lapangan NR Menggunakan Simulasi Reservoir. Journal of Earth Energy Engineering, 1(1), pp.22-36.
Pereira, J.F., Gudiña, E.J., Costa, R., Vitorino, R., Teixeira, J.A., Coutinho, J.A. and Rodrigues, L.R., 2013. Optimization and characterization of biosurfactant production by Bacillus subtilis isolates towards microbial enhanced oil recovery applications. Fuel, 111, pp.259-268.
Purwasena, I.A., Astuti, D.I., Syukron, M., Amaniyah, M. and Sugai, Y., 2019. Stability test of biosurfactant produced by Bacillus licheniformis DS1 using experimental design and its application for MEOR. Journal of Petroleum Science and Engineering, 183, p.106383.
Sharma, N., Lavania, M. and Lal, B., 2019. Microbes and their Secondary Metabolites: Agents in Bioremediation of Hydrocar-bon Contaminated Site. Arch Pet Environ Biotechnol, 4, p.151.
Sharma, N., Lavania, M., Kukreti, V. and Lal, B., 2020. Instigation of indigenous thermophilic bacterial consortia for enhanced oil recovery from high temperature oil reservoirs. PloS one, 15(5), p.e0229889.
Sharma, N., Lavania, M., Singh, N. and Lal, B., 2022. Microbial Enhanced Oil Recovery: An Overview and Case Studies. In Enhanced Oil Recovery-Selected Topics. IntechOpen.
Siami, D.H. and Yono, N.H., 2020. Microbial enhanced oil recovery (MEOR): Alternatif peningkatan produksi migas di Indonesia. Jurnal Nasional Pengelolaan Energi MigasZoom, 2(2), pp.1-8.
Rocha, V.A., de Castilho, L.V., de Castro, R.P., Teixeira, D.B., Magalhães, A.V., Gomez, J.G. and Freire, D.M., 2020. Comparison of mono‐rhamnolipids and di‐rhamnolipids on microbial enhanced oil recovery (MEOR) applications. Biotechnology Progress, 36(4), p.e2981.
Wicaksono, H. and Yuliansyah, A.T., 2015. Karakterisasi Larutan Polimer KYPAM HPAM untuk Bahan Injeksi dalam Enhanced Oil Recovery (EOR). Jurnal Rekayasa Proses, 9(1), pp.9-15.
.png)
.png)