Saat masih duduk di bangku sekolah, kerapkali kita menemukan ungkapan-ungkapan ketidaksukaan orang-orang terhadap matematika.
![]() |
| Ilustrasi Matematika |
"Buat apa belajar matematika? Nanti juga gak kepake kalau udah kerja."
"Matematika teori doang, gak ada praktek, gak penting."
Kalau Anda sering mendengar kata-kata tersebut atau bahkan Anda termasuk ke dalam orang-orang yang mengucapkannya, maka selamat, Anda salah besar. Saya bukanlah ahli matematika, bahkan dulu saya termasuk yang meyakini kata-kata tersebut, sampai akhirnya saya tercerahkan.
Waktu itu saya beranggapan bahwa matematika itu hanyalah teori belaka tanpa praktek. Jadi, dengan itu saya berpikir bahwa matematika tak ada gunanya untuk dipelajari. Namun, semua berubah sejak saya mulai mencari tahu. Ternyata, belajar matematika sangat menguntungkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pikiran saya jauh lebih sistematis dan dapat memodelkan kejadian sehari-hari dengan persamaan matematika. Oleh karena itu, paradigma saya terhadap matematika berubah drastis.
Saya akan memberi beberapa contoh penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ketika akan mengambil keputusan, kita dapat menggunakan logika matematika. Awalnya, kita perlu mengumpulkan banyak data atau variabel yang ada. Setelah itu, kita dapat menyaring data dan informasi tersebut sesuai kaidah yang berlaku, apakah valid atau tidak. Selain itu, kita juga bisa mencari korelasi antar satu variabel dengan variabel yang lain. Sehingga, kita dapat mengetahui apa yang sebaiknya kita putuskan.
Saya juga sering menggunakan statistika untuk mengelola misi-misi harian, mingguan, bulanan, dan tahunan saya. Saya bisa tahu seberapa jauh kemampuan diri saya dari waktu ke waktu, apakah cenderung ada peningkatan atau justru mengalami penurunan. Selain itu, saya bisa mempertimbangkan variabel-variabel apa yang dapat mempengaruhi peningkatan atau penurunan, sehingga saya dapat menentukan tindakan yang tepat agar dari hari ke hari terus mengalami peningkatan.
Begitu pula dalam belajar, saya dapat mencari tahu apakah metode yang saya pakai tepat atau tidak dengan lebih objektif. Saya bisa mencari tahu seberapa kuat korelasi antara metode belajar dan tingkat pemahaman saya. Jika ternyata saya masih kurang tetapi menurut penelitian lain cara belajar tersebut efektif, saya bisa mencari variabel lain yang menyebabkan mengapa cara belajar tersebut tidak efektif bagi saya. Apabila saya sudah berhasil menemukan penyebabnya, saya juga bisa menguji kembali apakah hal itu benar merupakan faktor yang mempengaruhi keefektivitasan cara belajar saya atau tidak.
Selain itu, saya juga beberapa kali dapat memodelkan suatu kejadian ke dalam suatu persamaan matematika sederhana dengan cara mengumpulkan dan mencari hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya. Misal, saya dapat merumuskan bahwa hasil yang didapatkan seseorang akan berbanding lurus dengan waktu dan usaha yang terjadi, baik itu dari diri sendiri maupun ada faktor eksternal lain yang tidak dapat dikendalikan. Akibatnya, jika saya ingin mencapai sesuatu secara lebih cepat, maka saya harus memikirkan dan melakukan cara-cara paling efektif dan efisien untuk mencapai apa yang saya inginkan, mengurangi faktor pengurang nilai usaha, dan berdoa kepada Allah supaya Dia menambah nilai usaha dan meminimalisasikan atau bahkan menghilangkan faktor-faktor pengurang nilai usaha. Walaupun ini masih berupa hipotesis, tetapi saya dapat menggunakan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari.
"Itukan masih sederhana. Terus, di sekolah kita belajar yang jauh lebih rumit daripada itu buat apa? "
Simple, setiap prinsip matematika adalah representasi dari realitas yang terjadi di alam semesta, atau dengan kata lain matematika adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan alam semesta. Kita dapat menerapkan konsep atau prinsip matematika dalam konteks lain yang mungkin akan kita temui dalam kehidupan kita. Apalagi, jika kita akan bekerja di dalam dunia yang penuh dengan logika dan perhitungan, pastilah matematika sangat dibutuhkan.
Walaupun ada beberapa yang memang tidak harus didalami oleh setiap orang. Setidaknya, apa yang sudah dipelajari di sekolah, jika kita benar-benar paham, insya Allah bisa bermanfaat, kalau tidak secara langsung seperti contoh-contoh di atas, mungkin secara tidak langsung, seperti membentuk pola pikir dan dapat dengan mudah mengetahui hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya.
Intinya, matematika dapat membentuk pola pikir kita menjadi lebih logis, objektif, dan terstruktur, serta mampu memudahkan kita dalam menyelesaikan persoalan kehidupan dengan lebih mudah, logis, objektif, dan terstruktur pula. Oleh karena itu, sudah sepatutnya matematika dikenali, dipelajari, dan dipahami agar kita bisa mendapatkan manfaat dari matematika itu sendiri.

