UTBK? Ya, Ujian Tulis Berbasis Komputer. Menurut saya cukup mengesankan, sesuai dengan perkiraan.
![]() |
| UTBK |
Sebelumnya saya telah mempersiapkan tes yang menentukan kemana masa depan saya selain dari ternak lele, hanya bercanda. Tidak cukup lama, hanya dipersiapkan sesaat setelah bulan puasa. Sebelum itu saya hanya beradu skor TPS dengan teman sesuai dengan soal-soal di buku SBMPTN.
Ketika beredar UTBK hanya TPS saya merasa jauh lebih diuntungkan karena saya lebih unggul di situ daripada TKA (bukan berarti saya jago TPS). Hingga sampailah H-2 atau H-3 semangat belajar pun mulai menurun. Lebih baik refreshing supaya tidak beban pikir saya saat itu. Jadi saya putuskan untuk bersantai-santai, sembari sedikit belajar.
Hari H saya diantar menuju lokasi ujian, di mana saat itu sesi sebelumnya belum selesai. Terpaksa saya menunggu beberapa saat. Setelah itu, saya masuk dan diarahkan ke sebuah aula yang berfungsi menjadi ruang tunggu. Cukup lama saya menunggu, kurang lebih satu setengah jam.
Bagaimana di sana saya cukup bosan, sehingga menengok kanan kiri. Saya melihat banyak calon mahasiswa, ada yang gondrong, ada yang tampan seperti opah upin ipin, ada yang cool, ada yang hot, ada juga yang normal (jadi dispenser). Kadang-kadang saya buka HP hanya sekedar membolak-balik screen, lalu saya sempat menggunakan trik psikologis supaya saya tahu apakah ada yang mengamati saya diam-diam (mungkin ada, tetapi hanya asumsi). Tak lupa pula berdoa supaya mendapatkan nilai UTBK tertinggi di penjuru Nusantara (Bermimpilah setinggi langit, kalau jatuh pun itu tidak mungkin, karena di sana tidak ada gravitasi).
Lama menunggu hingga saya pun dipanggil satu persatu menuju ruangan masing-masing, tentu setelah dicek suhu tubuhnya dan diberikan sarung tangan gratis. Saat dicek suhu tubuh saya mungkin hampir 37 karena itu saya disuruh mencuci muka. Entahlah, padahal dari tadi saya tidak grogi atau pun cemas, mungkin banyak makhluk halus dari api di sana, maka tubuh saya menjadi panas?
Di ruangan saya menunggu selama +-30 menit. Karena saya telah banyak minum sebelumnya akhirnya hasrat buang air pun makin tak terelakan. Awalnya saya malas gerak ke toilet, tetapi setelah menimbang untung rugi akhirnya saya memilih untuk izin ke toilet.
Tiba saatnya tes di mulai, qadarullah PK menjadi hidangan pertama saya. Sebagai hamba yang bersyukur saya tidak boleh mengeluh dan mengerjakan sekuat dan semampu saya (mode fokus on). Tapi sayang seribu sayang manusia mudah lupa, maksud saya sayang waktunya hampir habis, padahal kalau waktunya 1 jam mungkin saya bisa menjawab semuanya?
Inti dari mengerjakan soal PK adalah penguasaan konsep dan perhitungan cepat, sebab waktunya terbatas sebagaimana hidup manusia yang hanya sesaat.
Lanjut menuju subtest selanjutnya, Penalaran Umum yang mesti dipikirkan secara logika. Intinya mudah, kuasai konsep berpikir logika dan banyak latihan soal. Apakah saya mampu menjawab? Tidak juga, karena setan yang senantiasa menghembusi keraguan, maka saya menunda menjawab soal. Saat detik-detik terakhir barulah metode tembak cerdas terimplementasikan dan terealisasikan.
Keluar dari PU, kini kita berjalan menjelajahi soal-soal PBM. Ini mudah bagi mereka yang setiap pagi sering baca koran sambil minum kopi ditemani pisang goreng di teras rumah. Namun, bagi mereka yang gemar rebahan sambil membaca hoax, teori konspirasi yang tak bermutu, atau baca berita hanya dari judul yang mengandung clickbait mungkin beda lagi ceritanya.
Habis PBM, terbitlah PPU, di mana soal yang mengharuskan kita menguasai PUEBI. Saya sendiri cukup kesulitan di bagian ini, sebab saya harus mengeluarkan berbagai jenis tata bahasa yang saya miliki. Walau tidak sempurna, tetapi tebak-tebakkan masih dapat saya lancarkan.
Terakhir subtest inggris yang membuat saya mesti meminjam otak-otak orang bule, kalau tidak saya harus belajar lagi. Alhamdulillah, kata-katanya ada yang tidak asing bagi saya, sehingga saya dapat menjawab setengah dengan yakin dan setengah lagi di antara yakin dan tidak yakin.
Setelah semua rangkaian acara saya pulang dan bodoamat terhadap semuanya. Yang terpenting sudah berusaha. Saya yakin bahwa saya dapat mengerjakan soal-soal dengan baik, walaupun saya masih kekurangan waktu. Andai saat itu saya menerapkan tips ampuh belajar UTBK dari jauh-jauh hari, bukan dari sebulan sebelum tes, Insya Allah saya dapat menjawab soal dengan lebih baik lagi.
Intinya tetap santai dan tenang, karena semua soal mudah bagi mereka yang mampu. Semoga nilai UTBK saya memenuhi syarat untuk dapat menjadi mahasiswa di jurusan yang saya inginkan.
.png)
.png)
