Tidak semua orang memahami cara menanggapi informasi yang beredar dengan bijak. Bijak di sini berarti suatu sikap untuk dapat menentukan kebenaran suatu informasi yang beredar. Hal ini penting karena informasi yang benar dibutuhkan dalam menentukan pilihan dalam hidup.
Kebenaran ini dikaji di dalam filsafat dalam bidang ilmu epistemologi. Kebenaran logis, kebenaran empiris, kebenaran etik, kebenaran estetik, kebenaran pragmatis, dan kebenaran teologis merupakan contohnya. Namun, kebenaran-kebenaran ini dapat disimplifikasi menjadi 4 kebenaran, yaitu kebenaran logis, kebenaran empiris, kebenaran moral/etik, dan kebenaran estetik.
![]() |
| Kerangka Berpikir 4 Domain |
Kerangka Berpikir 4 Domain
1. Domain Kebenaran Logis
Kebenaran logis berkaitan dengan struktur penalaran pada suatu informasi. Apabila struktur penalarannya tepat, informasi tersebut bernilai valid. Apabila penalarannya tidak tepat, informasi tersebut bernilai tidak valid. Tepat tidaknya suatu penalaran dipelajari dalam bidang ilmu logika.
Kebenaran logis tidak mempertimbangkan isi yang terkandung dalam suatu pernyataan dari suatu informasi. Kebenaran ini hanya mempertimbangkan struktur penalaran yang membangun informasi tersebut. Isi tersebut dipertimbangkan dalam jenis kebenaran lain, yakni kebenaran empiris.
Contoh:
Premis 1: Semua yang berwarna merah bisa terbang
Premis 2: Ada gajah yang berwarna merah
Kesimpulan: Ada gajah yang bisa terbang
Informasi dari contoh di atas bernilai valid karena struktur penalarannya tepat, sesuai dengan kaidah logika yang berlaku. Namun, kebenaran isi pernyataan yang ada pada premis 1 dan 2 salah. Tidak semua yang berwarna merah bisa terbang dan tidak ada gajah yang berwarna merah.
2. Domain Kebenaran Empiris
Kebenaran empiris merupakan kebenaran yang dinilai dari kesesuaiannya dengan fakta. Apabila suatu informasi sesuai dengan fakta, informasi tersebut bernilai benar. Apabila tidak sesuai dengan fakta, informasi tersebut bernilai salah.
Kalau dari contoh sebelumya, kebenaran isi pernyataan yang ada pada premis 1 dan 2 salah. Sebab, faktanya, tidak semua yang berwarna merah bisa terbang dan tidak ada gajah yang berwarna merah. Contoh lain, informasi bahwa Bali merupakan ibukota Indonesia bernilai salah karena ibukota Indonesia adalah Jakarta, bukan Bali.
Kebenaran ini tidak mempertimbangkan siapa yang menyampaikan. Apabila bumi itu bulat benar, tidak peduli seorang profesor bilang kalau bumi itu datar, bumi itu tetap bulat. Bumi tidak mungkin berubah menjadi datar hanya karena seorang profesor berkata bahwa bumi itu datar.
Kebenaran ini bersifat objektif walaupun beberapa bersifat subjektif. Semua orang bisa mendapatkan kebenaran yang sama jika melalui proses yang sama. Misal, setiap orang dapat membuktikan kalau tanaman anggrek mereka akan layu jika mereka tidak menyiramnya selama 1 bulan dan tidak memberikannya perlakuan lain.
Rasa nyeri yang dialami seorang pasien merupakan contoh kebenaran empiris yang bersifat subjektif. Pasien tersebut benar-benar merasakan sakit walaupun hanya dia yang merasakannya. Walaupun begitu, hal ini akan menjadi suatu hal yang objektif jika pengamat lain mampu menunjukkan indikasi rasa nyeri yang dirasakan pasien, seperti menanyakannya secara langsung atau menyentuh area nyeri lalu melihat reaksinya.
3. Domain Kebenaran Moral/Etik
Kebenaran moral/etik berkaitan dengan baik dan buruk, bukan benar dan salah lagi. Kebenaran ini bersifat subjektif. Sebab, tidak semua orang memiliki prinsip moral yang sama, tetapi tidak ada acuan universal untuk menentukan prinsip moral mana yang lebih baik dari prinsip moral lainnya.
Contoh, ada orang-orang yang menganggap individualisme adalah suatu hal yang buruk. Namun, ada pula yang menganggap hal tersebut baik. Tidak ada acuan universal yang dapat menentukan apakah individualisme itu baik atau buruk.
Informasi yang dapat dinilai dengan kebenaran ini adalah informasi yang berkaitan dengan moral. Misal, pernyataan bahwa seseorang harus berbakti kepada kedua orang tuanya. Pernyataan yang berkaitan dengan fakta tidak dapat dinilai dengan kebenaran ini.
4. Domain Kebenaran Estetik
Kebenaran estetika berkaitan dengan indah dan tidak indah. Kebenaran ini bersifat subjektif. Namun, ada beberapa hal yang pasti dianggap indah oleh semua orang. Hal ini berkaitan dengan perilaku manusia yang muncul akibat suatu proses evolusi.
Misal, lukisan yang tampak asal-asalan bisa dipandang indah dan tidak indah sekaligus, tergantung siapa yang menilainya. Di sisi lain, semua orang sepakat jika Ariel Tatum termasuk ke dalam kategori wanita yang cantik, entah ada yang lebih cantik daripadanya atau tidak dari persepsi tiap-tiap penilai. Hal ini karena wajah Ariel Tatum memiliki kesesuaian yang tinggi terhadap golden ratio yang dianggap sebagai penyusun keindahan universal.
Kerangka berpikir 4 domain dapat digunakan untuk menentukan kebenaran suatu informasi berdasarkan jenis informasi informasi tersebut. Domain kebenaran logis digunakan untuk menilai kebenaran struktur penalaran suatu informasi. Domain kebenaran empiris, moral, dan estetik masing-masing digunakan untuk menilai isi dalam suatu informasi berisi fakta, moralitas, dan estetika.

